Sahabat Pokdar Pamulang Timur, Saling ejek di media sosial mempunyai pengaruh besar untuk berkelahi secara langsung. Sebab, dalam berkomunikasi di media sosial seseorang tidak dapat melihat ekspresi lawan bicaranya, sehingga seseorang akan bebas untuk berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Pengaruhnya besar, karena dalam media sosial kita tidak bisa berempati ke lawan bicara. Beda dengan komunikasi tatap muka langsung. Sehingga media sosial menipiskan empati kita dengan lawan bicara. Maka kita cenderung berbicara semaunya sendiri,"
Untuk menghilangkan dampak negatif dari media sosial, sebaiknya pemerintah serta perusahan media sosial mengadakan seminar tentang penggunaan media sosial.
Dengan adanya pendidikan bermedia sosial, pengguna media sosial khususnya anak-anak menjadi tahu beretika yang baik saat menggunakan media sosial. "Media sosial itu banyak yang menggunakan, dan media sosia ini medium baru yang masyarakat belum mengetahui etika bermedia sosial seperti apa, aturannya seperti apa, sehingga diperlukan bagi perusahaan media sosial selain mendapatkan keuntungan dari mereka juga harus menginfokan keuntungan dan juga bahaya dari media sosial itu sendiri. Sehingga tidak ada lagi kejadian tawuran".
AGAMA & PENDIDIKAN menjadi utama agar anak dapat bijak bermain media sosial. Anak-anak perlu diawasi dalam menggunakan media sosial, sebab anak-anak usia sekolah masih dalam usia yang serba sensitif. “Anak-anak ini memang ada di usia yang serba sensitif. Hal-hal kecil pun bisa jadi isu untuk baper. Cara menyikapinya adalah pendidikan untuk bijak bermedia sosial kepada remaja menjadi super signifikan” .